DI ANTARA CINTA DENGAN TAK CINTA
PERISTIWA MINGGU SORE
Minggu
sore di bawah rintikan hujan dengan sinar sang surya yang mulai melemah, aku
termengung sendiri di bawah suatu atap warung yang sudah terlihat tua. Kulihat
di sekelilingku, terlihat beberapa pemuda dan pemudi yang basah kuyup, sehingga
lekukan tubuhnya begitu terlihat, sedang kedinginan oleh air hujan ini. Satu
menit, tiga menit, hingga 30 menit aku terlihat setia menunggu hujan ini reda.
Arlojiku menunjukan pukul 17.30. beberapa orang terlihat kesal dengan keadaan
ini. Satu persatu di antara mereka pergi meninggalkan tempatku berdiri
sekarang. Tinggallah aku sendiri yang terus memandang ke langit mendung. Para
sopir angkot sibuk membunyikan suara klakson mobil mereka, menandakan angkot
mereka butuh penumpang. Tapi aku tidak tertarik dengannya. Bukan itu yang aku
tunggu sekarang. Hari semakin sore, tapi hujan semakin menjadi. Malam mulai
datang menyapaku yang sendirian. Warung ini pun mulai mengeluarkan bau harum
masakannya. Sesaat kemudian aku pun memesan teh manis hangat. “Bu, teh angetnya
satu ya bu,” pintaku.
“Sebentar ya neng” balas ibu itu.
“
Ngomong-ngomong nama neng siapa ya? Kok sendirian? Lagi nungguin siapa emang
neng??” Tanya ibu itu.
“ Saya Diana bu, saya lagi nungguin pacar saya
bu, tapi sampe sekarang dia belum datang bu,” balas ku
Oh,
pacarnya kerja di mana neng ?” Tanya ibu itu, sambil menyodorkan segelas the
anget kepada Diana.
“
Dia kerja di perusahaan export bu, jauh bu dari sini,” kata Dinda sambil
menyruput tehnya.
“
Oh, perusahaan itu. Bukannya perusahaan itu terkenal sama cowok ceweknya yang
sama-sama ganjen ya neng ?” Tanya pemilik warung itu.
“
Masa sih bu ???” Tanya Dinda keheranan.
“
Sepengetahuan ibu sih kaya gitu neng, udan banyak cewek sama cowok yang cerita
begitu sama ibu neng. Rata-rata mereka katanya ditinggal pacanya selingkuh sama
orang yang kerja di situ neng. Maklum lah kan mereka punya gaji yang besar,
uangnya dollar, siapa yang ga tergiur neng ?” jelas ibu itu.
Dinda
terdiam sesaat. Dia berusaha mencerna dengan baik perkataan ibu penjaga warung
tadi. Memang ada benarnya juga apa yang ibu itu katakana tadi. Emang rata-rata cowok-cewek
yang kerja di perusahaan itu kaya-kaya. Termasuk Randy sendiri pacarku. Dia
memang kaya setelah kerja di perusahaan itu. Aku juga pernah memergoki Randy
waktu dia sore-sore jalan berdua sama seorang perempuan. Tapi aku pikir dia itu
sodaranya. Jadi aku nggak begitu cemburu. Tapi setelah aku mendengar cerita ibu
barusan, pikiranku semakin nggak karuan. Aku memutuskan untuk pulang sendiri
dengan taksi. Kebetulan warung itu deket sama pangkalan taksi. Segera aku
membayar minumanku. Dan aku berlari kecil menuju pangkalan taksi itu. Taksi itu
segera melaju kencang kearah rumahku yang kebetulan cukup pauh dari tempat
kerjaku yang sekarang. Sesekali aku mengirim pesan kepada Randy, mengabarkan
bahwa aku sudah pulang sendiri. Lima kali aku kirim pesan, tapi tak satupun
pesan itu dia balas. Aku semakin curiga. Apa jangan-jangan betul apa kata
penjaga warung itu tadi. Pikiranku mulai semakin tak karuan. Aku semakin
gelisah. Badanku mulai gemetar. Aku seakan-akan membayangkan jika kejadian itu
benar-benar terjadi.
Satu
jam perjalanan, tepatnya pukul 20.00 aku sampai di rumah. Rumah ku malan ini
kosong. Cuma dihuni aku bersama seorang pembantuku. Aku langsung masuk ke kamar
dan bergegas mandi. Aku segera berganti pakaian dan turun ke ruang makan.
“
Bi, ibu sama bapak jadi ke Surabaya ya bi?” Tanya Diana kepada bi Nur
“
Iya non, tadi jam 16.00 udah ke bandara non,” kata bi Nur sambil membuat nasi
goreng kesukaan Diana
“
Sama siapa bi perginya ??” Tanya Diana
“
Tadi bapak sama ibu dianter sama mas Randy non,” balas bi Nur
“
Mas Randy ??,” Tanya Diana agak heran
“
Ia non, tadi mas Randy kesini pas bapak mau pergi. Ya udah jadi sekalian aja di
suruh ngaterin deh,” canda bi Nur
“
HAHAHAHA, kasian juga bi. Pake mobil siapa bi ??’’ Tanya Diana
“
Pake mobil bapak non,” jawab bi Nur sambil menyodorkan nasi goreng kesukaan
Diana
“
Lho, kok mobilnya belum balik ya bi, ??” Tanya Diana keheranan
“
Lho, emangnya tadi non nggak pulang sama mas Randy ya non ??” Tanya bibi Nur
“
Engga bi, tadi udah Diana sms lima kali ngga bales-bales ya, udah Diana sebel!”
gerutu Diana
“
Ya udah, non istirahat aja, nanti mobilnya biar bibi yang ngurusin,” pinta bibi
Nur
“
Oke deh bi, siiip….. bibi emang baik deh..,” canda Diana
“
Iya iya non,” jawab bi Nur sambil membereskan meja makan.
Diana
pun kembali ke kamarnya. Sesekali dia masih kepikiran sama pacarnya itu. Apa
jangan-jangan betul ya apa yang dikatakan oleh penjaga warung yang tadi sore
itu. Kalau betul ?? bagaimana nasibku ?? apa aku harus bernasib sama seperti
wanita lain di luar sana ?? “ gumam Diana. Tepat pukul 20.30, Diana nekad untuk
keluar rumah sendirian. Dia ingin memastikan apakah betul pacarnya selingkuh. Dia
kunjungi satu per satu tempat dimana biasanya Randy nongkrong sama
temen-temennya. Satu setengah jam sudah dia berkeliling kota. Tapi, apalah
hasilnya. Baunya aja nggak kecium, apalagi ketemu orangnya. Dia beristirahat sejenak
di sebuah restoran Chines. Sambil meminum minumannya yang sudah di pesannya,
dia mengamati di sekelilingnya. Entah apa yang ada di pikirannya saat ini.
Tapi, matanya seperti tertuju pada sebuah mobil bermerk Toyota Altis berplat
nomor B 9798 UM. Sepertinya dia tidak asing dengan mobil berplat nomor itu.
Tapi dimana ???. Yaaaaa……… dia ingat !!!!! Ternyata itu mobil ayahnya. Tapi
kenapa ada di sebuah hotel berbintang di seberang jalan itu. Siapa yang bawa
kesana. Randy !!!! Yaaaa. Akhirnya perjalanan malamnya ini tidaklah sia-sia. Mungkin
ini titik terang yang dia dapatkan dari ke khawatirannya saat ini. Dia berusaha
mengucek-ucek matanya sendiri. Ternyata mobil itu benar-benar mobil ayahnya.
Dia berusaha mendekati pandangannya itu. Dia memberanikan diri untuk melihat
lebih dekat lagi. Tak berapa lama di menelpon Randy pacarnya. Satu kali nggak
diangkat. Dia mencoba menghubunginya lagi. Ahkirnya diangkat juga.
“Say,
lagi dimana ??” Tanya Diana
“
E..e..e.. lagi di … di ddii di mol say, iya di mol,” jawabnya gugup
“
Di mol ?? malem-malem gini di mol ?? sama siapa ??,” Tanya Diana
“
Sa aa… aa.. maa.. mama, iya sama mamaku…,” balasnya
“
Bener di mol ?? sama Mama kamu ?? ga boong ??” tangkis Diana
“
Iya. Emang ada apa sih say ??” Tanya Randy heran
“
Aku mau tanya sama kamu, tapi kamu jawab jujur ya Dy ??” tanya Diana
“
Iya, apa ??” jawab Randy
“
Sebenernya kamu tuh sayang sama aku enggak ??” tanya Diana
“ Kok kamu nanyanya kayak gitu sih ?? ya jelas
aku sayang lah. Sayang banget malah,” jawabnya agak ragu-ragu
“
Bener kamu sayang sama aku ?? Tulus kah ??” tanya Diana
“
Tulus, emang kenapa ???” balas Randy heran
“
Iya aku cuma mau mastiin aja,” cetusnya
“
Iya udah say, aku mau bantu-bantu mama dulu, soalnya bawaanya banyak sih,”
alesannya
“
Iya,” balas Diana kesal
Seketika
hatinya semakin panas. Panas sekali. Panas sekali. Hatinya seperti
disayat-sayat dengan pisau yang tajam, sangat tajam, pisau yang berasal dari
neraka. Pisau yang panas, seperti panasnya helium matahari. Dia seperti orang
gila yang telah kehilangan semua hartanya. Rambutnya berantakan. Diana langsung
masuk ke hotel dan menanyakan nomer kamar dengan identitas pacarnya itu.
Akhirnya dia menemukan kamar Randy, seorang pacar yang sangat biadab. Seperti
serigala berkepala manusia. Randy menempati kamar nomor 339 yang ada di lantai
10. Dia naik dengan penuh kemarahan yang membara. Maka sampailah Diana di kamar
nomor 339. Dia langsung saja membuka pintu itu yang ternyata tidak dikunci.
Sebuah pemandangan tak layak tayang pun membanjiri penglihatannya. Ternyata
Randy sedang melakukan hubungan intim dengan seorang wanita yang sepertinya
tidak asing lagi bagi mata Diana. Ternyata wanita itu adalah seorang teman
dekat Diana sendiri. Dia Yulia !!!!!!!! terkejut bukan main Randy saat Diana
membuka pintu tersebut. Randy sendiri malu dengan keadaannya yang sedang
telanjang bulat tanpa sehelai benang pun yang menutupi auratnya. Begitu juga
Yulia. “ Bagaimana bisa Diana masuk ke kamar ini ??? tanya Randy dalam hati.
Sesegera mungkin mereka berdua mengambil handuk untuk menutupi aurat mereka berdua.
Seketika itu air mata Diana meleleh menyaksikan kejadian yang tidak seharusnya
dia lihat dengan mata kepalanya sendiri. Pupus sudah harapan Diana seketika itu
juga. Dia hanya bisa membisu. Sementara Randy dan Yulia memakai handuk, Diana
pun jatuh tertunduk di lantai. Air matanya terus saja meleleh, bagaikan sebuah gunung
es yang terkena semburan api yang sangat dahsyat. Dia tak tahu apa yang akan
dia lakukan setelah ini. Randy pun perlahan mendekati Diana yang duduk
tertunduk di lantai.
“
Diana, aku minta maaf, aku Cuma…. Cuma ..
“
Sudahlah aku sudah tahu siapa kamu sebenarnya” kata Diana sambil menangis
“
Tapi Diana, aku melakukan ini tidak sengaja Di” jelas Randy
“
Bagaimana mungkin perbuatan seperti itu bisa dilakukan dengan tidak sengaja hah
!!!!!! apa kamu sudah gila Rand !??? kamu pikir aku apa !! seenaknya kamu
bilang kayak gitu sama aku ??!!” geram Diana
“
Okay, aku minta maaf banget Di, aku janji ga bakal ngulangin itu semua itu
lagi, kamu mau kan maafin aku ????” pinta Randy
“
Maaf ?? Segampang itu kamu minta maaf sama aku ?? Biadab kamu Ran, bajingan
kamu !! Pecundang !!” gertak Diana
“
Aku tahu aku salah Di, aku nyesel Di ngelakuin itu semua, aku minta maaf Di ??”
pinta Randy
“
Mahal untuk memaafkan perbuatanmu yang seperti binatang itu ! Wanita mana yang
enggak sakit hatinya kalau tahu pacarnya kayak binatang gitu ?? Mungkin ini
jalan yang terbaik untuk kita berdua, sebaiknya kita putus aja Ran, aku sudah
malu dengan keadanmu sekarang !!!!” bentak Diana
“
Diana tolong jangan putusin aku, aku sayang banget sama kamu Di, sungguh……”
pinta Randy
“
Keputusanku sudah bulat Ran, aku enggak mau menanggung mau gara-gara ulah kamu”
kata Diana
“
Diana ??? tanya Randy
“
Sudah cukup !!!!!!!!! Mana sini kunci mobilnya !!!!!!” gertak Diana
“
Aku mohon Di, kasih aku kesempatan lagi buat memperbaiki ini semua Di,” pinta
Randy sambil menyodorkan kunci mobil itu
“
Tidak !!!!!!! Bajingan kamu Ran, perbuatan mu lebih buruk dari seekor anjing
Ran !!!!!!!” bentak Diana
“
Tapi……”
“
Sudahlah !! Urusi saja dirimu dan wanita murahan itu sendiri !!! Aku enggak mau
peduli lagi !!! Cuih !!!” gertak Diana sambil membalikkan badan
“
Diana !!!!!!!!!”
Segera
Diana turun ke bawah sambil menangis terseguk-seguk. Beberapa orang yang
berpapasan dengannya terlihat bingung. Hatinya sangat hancur dengan ulah Randy.
BERSAMBUNG .........
Tidak ada komentar:
Posting Komentar