AGIHAN
,
EVOLUSI, DAN FAKTOR PENGARUH PENYEBARAN TUMBUHAN DAN HEWAN
MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Geografi Tumbuhan dan Hewan
yang dibina oleh Prof. Dr. H. A.
Fatchan, M.Pd, M.Si
oleh
Ahmad Salimudin 140721600658
Daka
Debrain Mambrasar 140721602570
Desta Ratna Juwita 140721606487
Diah Tri Puspitaning
Palupi 140721604532
UNIVERSITAS
NEGERI MALANG
FAKULTAS
ILMU SOSIAL
JURUSAN GEOGRAFI
PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GEOGRAFI
September 2015
BAB I
PENDAHULUAN
Bagian ini menguraikan tentang latar belakang, rumusan
masalah, dan tujuan makalah. Paparan lebih lanjut sebagai berikut.
A. Latar Belakang
Bumi adalah sebuah bola batu yang tertutup oleh air dan
dibungkus oleh lapisan gas yang tipis. Kira-kira 280-225 juta tahun lalu semua
benua masih tergabung dalam satu daratan yang sangat luas yang disebut dengan
Pangea. Lalu sekitar 200 juta tahun yang lalu Pangea terbelah menjadi dua yakni
Gondwana dan Laurasia. Gondwana kemudian terbelah membentuk benua Afrika,
Antartika, Australia, Amerika Selatan, dan sub benua India. Sedangkan Laurasia
terbelah menjadi Eurasia dan Amerika Utara. Pada saat benua ini terbelah-belah
beberapa samudera baru muncul di sela-selanya.
Masa antara 505 dan 440 juta tahun lalu, dikenal dengan nama
Ordovician, dinamakan dari nama suku Celtic, Ordovices. Pada masa ini area
utara daerah tropis hampir seluruhnya lautan, dan daratan pada masa itu
tergabung dalam sebuah superbenua bernama Gondwana. Selama Ordivician, Gondwana
bergerak ke arah Kutub Selatan dan banyak dari bagian benua tenggelam ke dalam
lautan.
Pada masa Ordovician, tanaman pertama muncul. Tapi proses
tersebut tidak berlangsung sampai akhir masa Silurian sebelum kemudian muncul
tanaman modern. Secara umum sel eukariotik diasumsikan sebagai turunan
nonfotosintetik dari Archaebacteria. Teori endsymbiosis menyatakan bahwa
mitokondria (dan kloroplas) berasal dari simbiotik, aerobik eubakteri, dan
dipengaruhi oleh leluhur dari sel-sel eukariotik.
Masa Ordivician lebih dikenal sebagai masa bermunculannya
invertebrata-invertebrata laut, termasuk graptolit, trilobit, brachiopoda,dan
conodont (vertebrata awal). Di samping itu termasuk alga hijau dan alga merah,
ikan primitif, cephalopoda, coral, crinoida, dan gastropoda. Ledakan evolusi
tersebut kemudian terpisah menjadi tiga jenis makhluk laut dalam waktu 50 juta
tahun.
Oleh
karena itu penting bagi kita untuk mengetahui pola persebaran vegetasi tumbuhan
maupun hewan pada masa benua Laurasia dan Gondwana dan mengetahui faktor-faktor
yang mempengaruhi pola persebaran (agihan) tersebut.
B. Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas
dapat dirumusakan masalah sebagai berikut.
1. Bagaimana
perkembangan bumi dan agihan makhluk hidup yang ada di dunia ini?
2. Apa saja
aspek yang mempengaruhi proses evolusi suatu makhluk hidup yang ada di muka
bumi?
3. Apa saja
faktor intern dan ekstern yang menyebabkan penyebaran tumbuhan termasuk hewan
yang ada di muka bumi?
4. Bagaimana
penyebaran tumbuhan dan hewan serta aspek yang memberi pengaruh?
5. Bagaimana
perubahan morfologis serta genetika tumbuhan dan hewan akibat modernisasi dan
penerapan teknologi pertanian?
C. Tujuan
Mengacu
pada rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai
berikut.
1. Memahami
perkembangan bumi dan agihan makhluk hidup yang ada di dunia.
2. Memaparkan
aspek yang mempengaruhi proses evolusi suatu makhluk hidup yang ada di muka
bumi.
3. Memaparkan
faktor intern dan ekstern yang menyebabkan penyebaran tumbuhan termasuk hewan
yang ada di muka bumi.
4. Memahami
penyebaran beberapa jenis tumbuhan dan hewan sertan berbagai aspek yang memberi
pengaruhnya.
5. Memahami
perubahan morfologis serta genetika tumbuhan dan hewan aibat modernisasi dan
penerapan teknologi pertanian.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Agihan Makhluk Hidup dan
Riwayat
1.
Perkembangan Bumi
Pada 280-225 juta tahun lalu
semua benua masih tergabung dalam satu daratan yang sangat luas yang disebut
dengan Pangea. Lalu sekitar 200 juta tahun yang lalu Pangea terbelah
menjadi dua yaitu Gondwana dan Laurasia. Gondwana kemudian terbelah
membentuk benua Afrika, Antartika, Australia, Amerika Selatan dan sub
benua India. Sedangkan Laurasia terbelah menjadi Eurasia dan Amerika
Utara.
Masa antara 505 dan 440 juta
tahun lalu, dikenal dengan nama Ordovician, dinamakan dari suku
Celtic, Ordovices. Pada masa tersebut area utara
daerah tropis hampir semuanya lautan, dan dataran pada masa itu tergabung dalam
sebuah super benua bernama Gondwana.
Pada masa Ordovician,
tanaman
pertama baru muncul. Tapi proses tersebut tidak berlangsung sampai akhir masa
Silurian sebelum kemudian muncul tanaman modern. Secara umum sel
eukariotik diasumsikan sebagai turunan nonfotosintetik dari archaebacteria.
Masa Ordivician lebih dikenal
sebagai masa bermunculnya invertebrate laut, termasuk graptolite, trilobite,
brachiopoda, dan conodot (vertebrata awal).
Persebaran flora dan fauna bisa
terhambat oleh adanya fenomena geosfer, antara lain : gerakan lempeng,
perubahan permukaan laut, munculnya pegunungan dan perubahan pola aliran.
Pada umumnya
faktor-faktor yang mempengaruhi atau menghambat persebaran makhluk hidup adalah
sebagai berikut.
1.
Iklim
(Klimatik), unsur-unsure yang menghambat persebaran flora dan fauna
adalah suhu, curah hujan, kelembapan udara,
dan angin.
2.
Keadaan
Tanah (Edafik), kondisi unsure hara tanah, tekstur tanah, tingkat kegemburan
tanah, mineral hara, air tanah (porositas) dan
kandungan udara sangat berpengaruh terhadap perkembangbiakan tumbuhan,
sedangkan bagi binatang sangat berpengaruh pada pola makan.
3.
Kondisi
geografis, dapat menjadi penghambat bagi persebaran flora dan fauna. Tinggi
rendahnya permukaan bumi mempengaruhi pola penyinaran matahari. Bentang alam
juga dapat menjadi penghambat berupa padang pasir, samudra sungai, dan
pegunungan.
4.
Faktor
biotik, yang menghambat persebaran bisa dikarenakan ulah manusia ataupun
terjadinya perubahan habitat sehingga dapat menghambat kelangsungan hidup.
Untuk mengetahui
persebaran flora dan fauna pada masa benua Laurasia maupun Gondwana terlebih
dahulu harus diketahui tentang perkembangan makhluk hidup menurut periode
zaman. Periode-periode evolusi makhluk hidup tersebut sebagai
berikut :
a.
Periode Silurian (440 –
410 juta tahun yang lalu )
Periode Silurian,
dinamakan sesuai dengan nama suku Celtic Silures. Saat beberapa tumbuhan
dan hewan meninggalkan air dan berkoloni di darat untuk pertama kalinya.
Tumbuhan
dan hewan meninggalkan air karena hasil persaingan ekosistem di laut,
melarikan
diri dari predator, dan kemampuan beradapsi dengan daratan. Ketika tumbuhan dan
hewan menetap di daratan mereka berkontribusi terhadap proses perubahan bumi
secara fisik dan kimiawi, namun kehidupan di darat membutuhkan strategi yang beda
dengan lautan.
Tanaman darat disebut
vascular, dinamakan demikian karena mereka menggunakan sistem
tabung dalam sirkulasi air dan nutrisi muncul sekitar 425 juta tahun
yang lalu. Kebanyakan tumbuhan hanya beberapa sentimeter namun cukup tinggi
untuk mencapai langit dan menangkap cahaya matahari dan melepaskan spora
reproduksi ke angin. Dengan sistem akar yang lebih dalam dari tanaman awal
(rizoid) serta sistem vertical yang kokoh, mereka sekarang mempunyai
perlengkapan untuk mengolonisasi permukaan bumi.
b.
Periode Devonian (410 –
360 juta tahun yang lalu)
Periode Devonian
dinamakan dari sebuah tempat di Inggris, Devonshire, di mana batu–batu pada
masa ini diteliti. Pada masa Devonian, antropoda dan vertebrata awal
melanjutkan kolonisasi di daratan dan memiliki masalah yang sama dengan tanaman ketika pertama kali berkoloni.
Kemajuan
paling evolusioner dari masalah ini tidak hanya memungkinkan binatang dapat
menginvasi daratan, tapi juga menyebar ke seluruh benua. Selama periode
Devonian, bumi saat itu terdiri dari tiga benua utama besar.
Pada masa akhir periode
Devonian, tanaman mulai tumbuh dengan akar dan daun,
banyak dari
mereka mulai tumbuh tinggi. Perkembangan yang deras dari
kemunculan berbagai jenis pohon dan tumbuhan pada masa ini dikenal dengan
“ledakan Devonian”.
c.
Periode Karboniferus
(360 – 286 juta tahun yang lalu)
Periode Karboniferus
dimulai sekitar 360 sampai 286 juta tahun yang lalu. Kata carboniferous diambil dari bahasa
Inggris yang berarti “daerah yang kaya dengan kandungan karbon”. Pada kelompok kecil yang
membentuk daratan luas dengan jembatan darat dari Eropa ke Amerika Utara,
dan dari
Afrika ke Amerika Selatan, Antartika dan Australia.
Pada masa ini,
kondisi
sangat mendukung pembentukan awal batu-bara (karbon), perkembangan biologis,
geologis dan
iklim bumi. Salah satu dari penemuan evolusioner terbesar dari periode
karboniferus adalah amniotic egg di
mana hal ini membuat reptil-reptil awal dari habitat air dan mengolonisasi
daratan.
Hylonomus dan
Paleothyris merupakan Cotylosaur awal (reptil primitif). Mereka berukuran sebesar
kadal dengan tulang tengkorak mirip binatang amfibi, bahu,
panggul,
dan anggota
tubuh serta gigi intermediate vertebrata. Sisanya seperti rangka reptil.
Pohon–pohon sisa periode devonian di masa ini merupakan jenis tumbuhan yang
paling mengubah bentuk pemandangan bumi, dengan lumut setinggi 30–40 meter,
buntut kuda sampai dengan 15 meter, hampir setinggi pohon pakis.
d.
Periode Permian ( 286 –
248 juta tahun yang lalu)
Pada periode permian,
benua-benua
bergerak lebih mendekat dibandingkan masa karboniferus, dimana bagian utara dan
bagian selatan superbenua Laurasia dan Gondwana mulai menyatu dan membentuk
sebuah benua maha luas yang disebut Pangaea.
Lingkungan geografis
periode Permian mencangkup area luas daratan dan lautan. Percobaan yang dilakukan
memberikan kesimpulan bahwa kemungkinan besar daerah bagian dalam daratan
beriklim kering, dengan iklim yang sangat fluktuatif, karena kurangnya daerah
berair dan hanya sebagian daerah dari superbenua ini yang menerima curahan air
hujan dalam setiap tahunnya.
Perbedaan antara
masa
paleozoikum dan mesozoikum terjadi pada periode akhir Permian yang ditandai
dengan kepunahan besar-besaran yang pernah tercatat di bumi.
Hal
tersebut mempengaruhi banyak kelompok binatang di banyak lingkungan dan
ekosistem. Namun yang paling banyak terpengaruh dari kepunahan misal
tersebut dirasakan oleh komunitas laut yang menyebabkan kepunahan sampai 90-95
% dari spesies laut.
e.
Periode triasik ( 248 –
213 juta tahun lalu)
Periode triasik
merupakan periode paling awal dari tiga era mesozoikum (triasik–
jurasik–kretaceous). Dari berbagai sisi, masa triasik disebut sebagai masa transisi.
Daratan–daratan dunia masih tergabung dalam sebuah super benua Pangaea,
mengubah iklim global dan sirkulasi air laut. Banyak daratan gersang.
Organisme pada masa
triasik dapat dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu : kelompok yang berhasil
bertahan hidup setelah masa kepunahan pada akhir masa permian,
kelompok
baru yang tumbuh sebentar, dan kelompok baru yang akhirnya
mendominasi masa mesozoikum. Yang termasuk kelompok yang
berhasil bertahan hidup adalah tumbuh-tumbuhan seperti lycophyte dan glossopterid,
dan
reptilyang mirip mamalia seperti Dicyonodont.
f.
Periode Jurasik (213 –
145 juta tahun yang lalu)
Periode Jurasik adalah periode tengah di masa mesozoikum di
tenggarai muncul sekitar 213 dan 145 juta tahun yang lalu. Dinamai sesuai dengan
nama batuan pada masa ini ditemukan, Pegunungan jura, daerah antara Swiss dan
Perancis. Jurasik masih sangat penting untuk disampaikan saat ini,
selain
banyak fosil yang ditemukan pada masa ini juga peranan ekonomi yang
mengikutinya, ladang minyak banyak ditemukan, dibentuk pada masa ini.
Pada masa jurasik beriklim sedang,berkisar sekitar 8ºC lebih
hangat dari iklim saat ini. Tidak ada gletser yang terbukti
ada pada periode ini. Perlahan-lahan pada masa dedaunan ini beberapa jenis mamalia
awal muncul,ukurannya masih sebesar tikus.
Di kawasan laut,intervetebrata air, amonit merupakan
organism yang paling menonjol. Pada periode ini binatang-binatang
yang menguasai daratan, lautan, dan udara adalah reptil.
g.
Periode Kretaceous ( 145
– 65 juta tahun yang lalu )
Episode akhir dari masa mesozoikum adalah periode
kretaceous, berasal dari kata latin untuk kapur (creta). Dari banyaknya
kandungan kapur dari masa ini yang membentuk tebing sepanjang selat Inggris
antara Inggris raya dengan Prancis. Periode ini berlangsung lebih
lama dari penerusnya, seperti yang terjadi pada era kenozoikum.
Beberapa perubahan semacam itu mempengaruhi bentang alam dan
ekologi bumi, yang terjadi pada saat kemunculan angionospermae atau tanaman – tanaman kembang sekitar 130 juta
tahun yang lalu.
Tumbuhan Angionospermae
bukan satu-satunya tanaman yang mengikutsertakan binatang dalam proses
polinasinya, begitu pula dengan cycadas
yang dipolinasi dengan bantuan serangga sejenis kumbang.
h.
Periode paleosen
(65-55,5 juta tahun yang lalu )
Periode paleosen merupakan masa paling awal dari masa
tertier, mengambil masa antara 65 dan 55.5 juta tahun lalu.
Penamaan
masa ini diambil dari bahasa yunani,yang mengindikasikan kemunculan flora dan
fauna jenis baru yang dihubungkan dengan jenis yang lebih tua dari masa kretaceous.
Dunia pada masa tersebut merupakan sebuah tempat yang layak huni,
dengan tipe
cuacatropis dan subtropic sampai ke daerah kutub.
i.
Periode eosin ( 55,5 –
33,7 juta tahun yang lalu)
Masa setelah periode paleosen disebutdengan eosin. Diambil
dari kata Yunani, eos
(subuh),
dan ceno (baru),
atau saat
fajar dari bentuk fosil baru. Pada saat akhir periode paleosen
sampai kira-kira 50 juta tahun awal eosen, iklim global tumbuh
menjadi lebih hangat. Banyak fauna yang muncul pertama kali pada masa awal eosen,
diantaranya
adalah
primata dan mamalia berkuku yang berjari. Pada masa akhir eosen,es mulai
terakumulasi di Antartika, dan ini merupakan
awal dari
zaman es terakhir bumi.
j.
Periode oligosen (33,7 –
23,8 jutatahun)
Zaman oligosen pada awal periode tertier,
antar 33,7
sampai 23,8 juta tahun lalu. Zaman oligosen relatif
berjangka
waktu pendek, walau beberapa bentuk perubahan terjadi selama
berlangsungnya zaman ini.
Transisi dari eosen ke oligosen membawa beberapa cirri
perubahan besar: perubahan iklim global dari iklim basah dan
tropis menjadi
iklim yang lebih bermusim-musim, lebih kering,
dan
subtropis. Peristiwa itu adalah isyarat akan munculnya iklim dingin
tertier.
Peristiwa-peristiwa tersebut memberikan efek yang serius
pada lingkungan Asia Tengah dan Timur masa oligosen. Selandia Baru pada masa
oligosen mengalami longsor dan tenggelam, sampai pada batas
2/3
Selandia Baru
modern tertutupi lautan. Iklim yang lebih dingin dan lebih kering
mempercepat evolusi dari jenis tumbuhan belukar, yang menjadi salah satu
kelompok tumbuhan paling penting di muka bumi.
Tumbuhan rerumputan/belukar memiliki serat yang tinggi,
rendah
protein dan harus dikonsumsi dalam jumlah besar untuk mendapat nutrisi yang
cukup. Namun, karena mereka mengandung pecahan-pecahan kerikil kecil yang
dapat meratakan gigi hewan,pada akhirnya menyebabkan evolusi hewan-hewan ternak
dengan gigi yang dapat beradapsi dengan jenis makanan tersebut,
seperti
jenis kuda merohippus.
k.
Periode miosen ( 23,8 –
5,3juta tahun)
Kata miosen berasal dari bahasa yunani yang
berarti meion (kurang), danceno (baru). Selama periode ini ditemukan
sedikit bentuk fosil baru daripada masa pliosen. Pada zaman tersebut suhu
menjadi lebih hangat dari pada zaman oligosen atau masa pliosen.
Tenggelamnya lautan dangkal seperti laut Tethys yang
ditutupi oleh jembatan darat alami antara Afrika dan Eurasia,
membendung
laut mediterania, merupakan pengaruh lebih jauh dari perubahan iklim global
dunia.
Kumpulan alga coklat besar yang disebut kelp menyangga proses evolusi kehidupan laut, seperti anjing laut,
dan juga
sekelompok ikan dan invertebrata. Walau kelp adalah sejenis tanaman, kelp tidak berhubungan
dengan
saudaranya di daratan.
Penelitian terhadap tanaman-tanaman zaman miosen hanya focus
terhadap penelitian spora dan serbuk sari. Penelitian semacam itu
menunjukkan bahwa pada akhir zaman miosen 95% benih-benih familia tanaman
muncul dan tidak ada satu pun familia tanaman yang punah sejak masa
pertengahan miosen.
l.
Periode Pliosen ( 5,3 –
1,8 juta tahun)
Zaman terakhir dari periode Tertier disebut zaman
pliosen yang berasal dari bahasa Yunani pleion (lebih) dan ceno (baru) yang berarti bahwa pada masa itu terdapat lebih banyak
bentuk fosil dari pada zaman sebelumnya. Iklim dingin yang dimulai sejak
zaman eosen terus berlangsung sampai masa pliosen.
Sementara itu, dunia pada masa/ periode pliosen
beriklim lebih hangat dari pada masa kini, sekitar 2 juta tahun lapisan es
menutupi kedua kutub, dan selama masa pleistosen grassier berulang kali bergerak
maju dan mundur pada beberapa area di muka bumi.
m.
Periode pleistosen (1,8
juta tahun – 10.000 tahun )
Zaman pleistosen terjadi antara 1,8 juta tahun lalu sampai
dengan permulaan holosen sekitar 10.000 tahun lalu. Pleistosen berasal dari
bahasa Yunani, pleistosen (sebagain besar) dan cero (baru).
Pada
permulaan pleistosen, dunia memasuki periode yang lebih dingin karena perpindahan
tahap glasial menuju tahap interglasial.
Tundra adalah dunia dari tanah yang membeku abadi, dengan
musim tumbuh tanaman yang sangat pendek yang kebanyakan merupakan lumut,
liken dan
alang-alang. Di daerah dengan ketinggian yang lebih rendah iklim yang lebih
kering
membawa jenis vegetasi gurun.
2.
Persebaran Tumbuhan dan
Hewan di Bumi
Pada masa Benua Laurasia dan
Gondwana, persebaran tumbuhan dan hewan senantiasa dipengaruhi
oleh kondisi lingkungan pada masa itu yang sangat ekstrem dan berubah-ubah
dengan sangat cepat. Hal ini dikarenakan bumi belum memiliki biosfer yang
kompleks seperti saat ini. Faktor lingkungan yang sangat
berpengaruh pada saat itu sangat mempengaruhi pola persebaran tumbuhan dan
hewan, serta mempengaruhi proses evolusi yang sedang berjalan.
Persebaran
flora dan fauna di muka bumi dipengaruhi oleh 3 faktor utama,
yaitu :
a.
Penyebab Persebaran
1)
Tekanan
populasi, semakin banyak/bertambahnya populasi akan menyebabkan
kebutuhan akan persediaan bahan makanan menjadi semakin sulit dipenuhi sehingga
menyebabkan migrasi.
2)
Persaingan,
ketidakmampuan
fauna dalam bersaing dalam memperebutkan wilayah kekuasaan dan bahan makanan
yang dibutuhkan juga mendorong terjadinya migrasi ke daerah lain.
3)
Perubahan
habitat, berubahnya lingkungan tempat tinggal dapat menyebabkan
ketidakmampuan dalam beradaptasi
terhadap perubahan tersebut dan menjadi merasa tidak cocok untuk terus
menempati daerah asal.
b.
Sarana persebaran
1)
Udara,
dengan
media udara fauna dapat bermigrasi dari kekuatan terbang sedangkan flora dapat
menggunakan angin untuk bermigrasi dari berat-ringannya benih.
2)
Air,
kemampuan
fauna dalam berenang terutama hewan-hewan air menyebabkan perpindahan mudah
terjadi.
Air mempunyai peranan yang penting bagi pertumbuhan tumbuhan
karena dapat melarutkan dan membawa makanan yang diperlukan bagi tumbuhan dari
dalam tanah. Adanya air tegantung dari curah hujan dan curah hujan sangat
tergantung dari iklim di daerah yang bersangkutan.
Jenis flora di suatu wilayah sangat berpengaruh pada
banyaknya curah hujan di wilayah tersebut. Flora di daerah yang
kurang curah hujannya keanekaragaman tumbuhannya kurang dibandingkan dengan
flora di daerah yang banyak curah hujannya. Di daerah tropis banyak
hutan lebat,pohonnya tinggi-tinggi dan daunnya selalu hijau.
1)
Tanah,
hampir
semua fauna daratan menggunakan lahan sebagai media untuk berpindah tempat.
Tanah
banyak mengandung unsur-unsur kimia yang diperlukan bagi pertumbuhan flora di
dunia. Kadar kimiawi berpengaruh terhadap tingkat kesuburan tanah.
Perbedaan jenis tanah
menyebabkan perbedaan jenis dan keanekaragaman tumbuhan yang dapat hidup di suatu wilayah.
2)
Topografi,
faktor
ketinggian permukaan bumi umumnya dilihat dari ketinggiannya dari permukaan
laut. Semakin tinggi suatu daerah semakin dingin suhu di daerah
tersebut, demikian juga sebaliknya.
3)
Pengangkutan
manusia, baik secara sengaja ataupun tidak manusia dapat menyebabkan
perpindahan flora dan fauna.
c.
Hambatan Persebaran
1)
Hambatan
iklim, keadaan iklim terutama yang bersifat ekstrem dapat
menghambat persebaran misalnya kondisi temperature, kelembapan udara dan
curah hujan. Faktor iklim termasuk di dalamnya keadaan suhu,
kelembapan
udara dan angin sangat besar pengaruhnya terhadap kehidupan setiap makhluk di
dunia. Faktor suhu udara berpengaruh terhadap berlangsungnya proses
pertumbuhan fisik tumbuhan. Sinar matahari sangat diperlukan
tumbuhan hijau untuk proses fotosintesa. Kelembapan udara berpengaruh
pula
terhadap pertumbuhan fisik tumbuhan, sedangkan angin berguna untuk
proses penyerbukan. Faktor iklim yang berbeda-beda pada suatu wilayah
menyebabkan jenis tumbuhan maupun hewan juga berbeda.
2)
Hambatan
edafik (tanah), tanah sangat berpengaruh bagi tanaman/ tumbuhan karena sangat memerlukan
unsur hara, udara, kandungan air yang cukup. Lapisan tanah yang tipis dank eras
membuat hewan-hewan yang terbiasa menggali tanah dan bertempat tinggal didalam
tanah memilih mencari daerah yang lapisan tanahnya tebal dan
gembur.
3)
Hambatan
geografis, bentang alam muka bumi dapat menghambat persebaran flora dan
fauna seperti samudra, padang pasir, sungai dan pegunungan.
4)
Hambatan
biologis, kondisi lingkungan yang cocok untuk hidup serta persediaan bahan
makanan yang melimpah menjadi faktor penghambat flora dan fauna dalam
bermigrasi.Hal ini berkaitan dengan kecocokan dengan kondisi alam.
B. Faktor Internal Dan
Ekstern Yang Mempengaruhi Evolusi Makluk Hidup
Seperti yang sudah di ketahui bahwa bentang alam, bentuk
lahan, atau bentuk muka bumi sangat berpengaruh pada jenis tumbuhan yang mau
hidup. Selain itu, sebagian besar permukaan bumi ini berupa hamparan bentangan
alam yang terlihat diselimuti oleh vegetasi. Bila diamati lebih mendalam
ternyata terdapat kondisi dan situasi yang berbeda antara kawasan satu dengan
kawasan lainnya. Tetapi kita hanya mempelajari sekelompok tumbuh-tumbuhan atau
sekelompok hewan saja pengolongan ini dinamakan community.
Hal tersebut dapat dilihat adanya realitas hubungan timbal
balik dalam bentuk aksi dan reaksi pada suatu tempat tertentu. Makna itu kita
dapat memanfaatkan sebagai pola dasar dalam perencanaan kegiatan dan
pembangunan pertanian, termasuk didalamnya ada kelestarian lingkungan hidup.
Penggunaan bentang alam atau bentuk muka muka bumi bagi
pertumbuhan jenis-jenis tanaman (vegetasi) meliputi: untuk usaha tanaman
pertanian atau nonpertanian, tanaman budidaya ataupun nonbudidaya atau untuk
tanaman yang tumbuh secara alamiah atau karena di rekayasa oleh manusia.
Faktor yang menyebabkan suatu tanaman yang tumbuh tidak sama
adalah suatu tempat yang berbedah. Seperti yang diketahui bahwa factor penyebab
dapat di bedahkan menjadi dua, yaitu factor intern dan ekstern. Faktor-faktor
dalam( intern) tersebut antara lain:
1.
Faktor Intern
Faktor intern ialah semua factor
yang berasal dari dalam tanaman.
a.
Faktor
Genetika
Gen sebagai factor pembawa keturunan suatu tanaman akan
dapat berpengaruh terhadap tanaman itu sendiri di masa-masa yang akan datang.
Sifat genetika suatu tanaman bisa berubah pada anak keturunannya akibat dari keadaan
lingkungan, atau akibat yang lain yang dapat sifat-sifat asli gen.
b.
Modifikasi
Berkaitan dengan gennya suatu tanaman bahwa perubahan
senantiasa biasa dapat terjadipada suatu jenis tanaman apapun.
c.
Factor
Ketahanan Individu
Hal ini masih berkaitan dengan perubahan gen,senantiasa bias
menimbulkan ketahanan suatu tanaman atau mungkin menghilangkan ketahanan
individu suatu tanaman. Ketahanan individu yang dimaksudkan ialah kemampuan
suatu individu tanaman untuk dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungan atau
terhadap ganasnya musuh sesamanya.
d.
Faktor
Aktivitas Penyebaran
Penyebaran jenis tanaman dapat digolongkan menjadi dua
kategori yaitu penyebaran pasif dan aktif.Penyebaran pasif merupakan jenis
penyebaran yang di tunjang aktifitas luar kemauan individu suatu jenis
tanaman.Sedangkan penyebaran aktif merupakan penyebaran yang berasal dari
kemauan suatu individu suatu tanaman
2.
Faktor Ekstern
Factor ekstern ini adalah factor yang berasal dari pengaruh
luar (lingkungan) yang menjadi kediaman tumbuh-tumbuhan yang bersangkutan. Dan
juga ada factor-faktor tersebut antara lain:
a.
Iklim
Keadaan iklim merupakan faktor yang paling penting bagi
suatu kehidupa tanaman. Kondisi iklim yang berbeda di suatu daerah, secara
tegas dapat membedakan jenis-jenis tanaman yang tumbuh, misalnya pisang tidak
dapat tumbuh di daerah gurun, begitupun sebaliknya tanaman kaktus tidak dapat
tumbuh di daerah yang selalu lembab sepanjang musim.
b.
Jenis
tanah
Jenis tanah yang berbeda dapat mengakibatkan tanaman
berubah. Sebab jenis tanah mempunyai perbedaan tentang: kadar air, jenis
batuan, mineral tanah, kadar unsure hara, solum tanah, tekstur tanah, udara
tanah dan bahan organik.
c.
Faktor
tinggi tempat
Tinggi rendahnya suatu tempat dari permukan laut
mengakibatkan terjadinya beda temperatur. Sedangkan suhu yang berbedah dapat
membuat tanaman berbeda pula.
d.
Bentuk
muka bumi
Bentuk muka bumi merupakan factor penentu yang cukup
berperan. Muka bumi dapat dibedahkan menjadi dataran tinggi, dataran rendah, daerah
lereng, daerah lembah, serta pantai dan rawa. Akibat beda bentuk muka bumi maka
dapat dijumpai habitas dan komunitas khusus sifatnya. Keadaan habitas dan
komunitas yang berbeda akan dijumpai jenis tumbuhan yang berbeda pula.
e.
Factor
mutasi
Mutan atau zat yang dapat mengakibatkan proses mutasi bagi
tanaman,sebagian besar berasal dari polutan. Polutan adalah akibat dari adanya
pencemaran lingkungan hidup. Bagi tanaman yang tak mampu menyesuaikan diri dia
akan mati dan punah, bagi mereka yang bertahan kemungkinan telah berubah karena
sudah mengalami mutasi.
f.
Penyebab
pasif
Demi kelangsungan hidupnya suatu tumbuhan banyak membutuhkan
bantuana lam,bantuan itu bisa berupa: aliran air, gelombang arus laut, angin,
hewan, dan lainnya. Bila benih atau bibit tumbuhan dapat terbawa oleh peristiwa
alam tersebut dan dia mampu tumbuh dan berkembang berarti bahwa tumbuhan
tersebut dapat memperluas wilayah penyebarannya kendatipun hal tersebut
berjalan lambat namun pasti. [Fatchan:2013]
Berdasarkan uraian tersebut, dapat diambil suatu kesimpulan
bahwa memang dalam waktu yang relatif lambat namun pasti, penyebaran harus
terjadi. Di lain pihak, jenis tanaman itu dipaksa untuk dapat menyesuaikan diri
dengan situasi dan kondisi yang ditempatinya. Peristiwa ini menimbulkan suatu
bentuk seragam (uniform) dimana keadaan vegetasi di daerah yang satu akan
berbeda dengan daerah yang lainnya. Demikian pula aktivitas kegiatan manusia,
meraka dengan kemampuan merekayasa yang dimilikinya, senantiasa selalu
mempunyai keinginan yang sebenarnya bertentangan dengan kondisi alam. [Fatchan:
2013]
Perubahan yang menyimpang biasanya adalah akibat ulah
manusia yang kian lama jumalahnya kian memadati bumi. Ekosistem yang sebenarnya
sudah seimbang menjadi rusak karena ulah manusia yang tidak bertanggung jawab.
Dengan dalih kemakmuran manusia yang hidup di bumi, mereka mengurus dan memeras
sumber alam. Akan tetapi tidak perlu pesimis, penguasaan rekayasa dan teknologi
yang bertanggung jawab oleh manusia, dapat mengubah dan mengembalikan kehidupan
vegetasi seperti sedia kala. [Fatchan: 2013]
Tanaman Indikator
Untuk menelusuri jejak suatu wilayah tertentu kita dapat
menggunakan beberapa faktor untuk digunakan sebagai variabel indikator seperti
suatu komunitas tanaman di daerah tertentu, iklim dan pertimbangan pengetahuan
tentang kondisi daerah yang bersifat lokal. Informasi yang bersifat lokal ini
dapat mempersempit batasan areal pembahasan dan pengantar pengetahuan sumber
alam khususnya tumbuh-tumbuhan yang lebih detail.
Masing-masing region atau daerah memiliki kondisi yang
berbeda dipengaruhi oleh habitat yang bersangkutan, karena pada dasarnya lain
habitat lain pula situasi dan kondisi regionnya. Perbedaan bentuk fisik habitat
( tinggi rendahnya lahan dari permukaan laut, lembah atau ngarai, berlereng
atau tidak, jenis tanah, tekstur tanah dan lainnya ) mempengaruhi vegetasi yang
menempati. Pada lahan bertanah subur banyak dijumpai tumbuh berbagai vegetasi
yang biasanya bersifat produktif. Penelitian dan penyelidikan lebih jauh
diareal ini dilakukan secara mendetail ( sempit ). Pada umumnya dapat dipakai
sebagai pedoman untuk pengembangan vegetasi yang efektif untuk dasar
pembangunan pertanian, dan perencanaan pembangunan kehutanan. Ada beberapa
vegetasi yang tidak dapat digunakan sebagai indikator suatu daerah , karena
jenis vegetasi tersebut hampir dapat tumbuh di seluruh jenis habitat, jenis
bentuk landform dan landscape.
3. Penyebaran Tumbuhan dan Hewan Serta Aspek yang Memberi
Pengaruh.
Pada jaman modern
seperti saat ini, manusia banyak yang berupaya untuk mengadakan perubahan
buatan terhadap bentuk kehidupan tanaman yang mempengaruhi penyebaran dan
distribusi berbagai jenis tanaman, terutama tanaman pertanian, baik secara
kebetulan dalam pelaksanaan penelitian ataupun secara intensif diusahakan.
Manusia dapat dikatakan sebagai pelaku ditributor paling utama bagi persebaran
tumbuhan dan hewan. Akibatnya terjadi penyebaran dan perkembangan pertanian
berkembang pesat diiringi dengan dampak pencemaran yang juga meningkat. Dengan
keanekaragaman morfologi tanaman dan pengaruh letak geografis serta iklim
daerah yang beragam pula distribusi yang dilakukan tidaklah sepenuhnya dapat
dilakukan sesuai keinginan manusia. Pada dasarnya distribusi dan penyebaran
suatu jenis tanaman di samping mempunyai bakat alam dari jenis tanaman itu
sendiri, tiap tiap spesies sebenarnya juga mempunyai potensi untuk dapat
berkembang lebih luas. Oleh karena itu di daerah-daerah yang arealnya masih
luas pada dasarnya mempunyai peluang untuk diadakan kegiatan usaha
ekstensifikasi, sebab di sana persaingan areal antar komoditi tanaman pertanian
masih belum dirasakan (Fatchan, 2013).
Adapun beberapa
perubahan yang memengaruhi tipe tanaman yang diusahakan untuk kegiatan pertanian
antara lain :
a.
Perubahan
Genetik
Merupakan perubahan yang diakibatkan oleh gen dari tanaman
tersebut. Perubahan tersebut seperti hilangnya karakter utama yang menguntung
kan tanaman tersebut.
b.
Perubahan
Fisiologis
Pada umumnya merupakan perubahan hereditas, tetapi dalam
situasi keadaan lain tanaman menunjukkan bentuk kehidupan suatu generasi yang
tunggal yang hanya ada pada tanaman itu sendiri dan mengakibatkan tanaman itu
menjadi langka.
c.
Perubahan
Struktur Tanaman
Merupakan perubahan yang terjadi akibat dari susunan bentuk
struktur tanaman yang berkembang tidak seperti biasanya ( karena diubah oleh
manusia atau secara alami)
d.
Hilangnya
kemampuan adaptasi dalam proses penyebaran
Bila kemampuan adaptasi suatu tanaman, baik intern maupun
ekstern akan dapat mengakibatkan proses lebih lanjut untuk tanaman yang
bersangkutan. Misal jika suatu jenis tanaman yang ditanam (dipindahkan) di
tempat lain dengan kondisi relatif tidak sama, tetapi ia dapat hidup walaupun
tidak seratus persen normal. Peristiwa ini merupakan proses adaptasi ekstern
yang berhasil.
e.
Hilangnya
sifat kekebalan dan kekuatan
Kekuatan dan kekebalan suatu jenis tergantung pada bentuk
dan model dan dari keadaan fisiologi tanaman itu sendiri, disamping faktor yang
memengaruhinya (Fatchan, 2013).
f.
Meningkatkan
ukuran biji dan buah
Dengan tujuan untuk memperbesar kuantitas, peristiwa ini
terkadang justru malah merugikan bagi tanaman itu sendiri karena dapat
menghambat usaha tanaman untuk berkembang dengan baik.
4.
Keanekaragaman dan
penyebaran hewan dan tumbuhan di Muka Bumi
Hewan yang menyebar di muka bumi ini
tak terlepas dari berbagai proses evolusi baik karena pengaruh kondisi biotik
maupun abiotik. Pada dasarnya tumbuhan (flora) dan hewan (fauna) yang hidup di
permukaan bumi sangat beragam karakteristik, bentuk tubuh, struktur tubuh, dan
lain lain. Untuk beradaptasi pun berbeda. Perbedaan ini dapat berdasar pada
letak geografis, iklim dan banyak faktor lain. Pola persebaran flora dan fauna
di Indonesi merupakan ada kemiripan dengan flora dan fauna di Australia, yaitu
untuk bagian timur wilayah Indonesia. Sedangkan untuk Indonesia bagian barat,
flora dan faunanya mempunyai kemiripan dengan flora dan fauna di Asia.
Indonesia merupakan peralihan flora dan fauna dari Asia ke Australia. Dari
peralihan tersebut akan menjadi suatu perbedaan bentuk, struktur maupun tingkah
laku dari flora dan fauna (Fatchan, 2013).
Keanekaragaman
flora dan fauna disuatu wilayah tidak lepas dari dukungan kondisi wilayah itu
sendiri. Dukungan suatu kondisi wilayah terhadap keberadaan flora dan fauna berupa faktor-faktor fisik (
abiotik) dan faktor non fisik (biotik). Faktor abiotik seperti iklim (suhu,
kelembaban udara, angin), air, tanah, dan ketinggian. Yang termasuk faktor
biotik adalah manusia, hewan dan tumbuhan. Atas penjelasan semacam itu, maka
beberapa faktor yang dapat memengaruhi pertumbuhan tanaman antara lain faktor
iklim, tanah, air, topografi, manusia, hewan dan tumbuhan.
5.
Persebaran fauna di
dunia
Persebaran
hewan di muka bumi didasarkan oleh faktor fisiografis, klimatik dan geotik yang
berbeda antara wilayah satu dengan yang lain, sehingga menyebabkan perbedaan
jenis hewan disuatu wilayah.
Pada
1876 alfred russel wallace membagi wilayah persebaran fauna menjadi 8 bagian
yaitu :
1.
Ethiopian
Wilayah persebarannya meliputi benua Afrika, dari sebelah
selatan gurun sahara, madagaskar dan selatan saudi arabia. Wilayah Ethiopian
juga memiliki hewan yang hampir sama dengan wilayah oriental
2.
Palearktik
Wilayah persebarannya sangat luas meliputi hampir seluruh
benua eropa, rusia, daerah dekat kutub utara sampai pegunungan Himalaya
kepulauan di eropa barat sampai jepang, selat bering di pantai pasifik, dan
benua afrika paling utara, kondisi lingkungan di wilayah ini bervariasi baik
perbedaan suhu, curah hujan maupun kondisi permukaan tanah, menyebabkan jenis
faunanya bervariasi.
3.
Neartik
Wilayah persebarannya meliputi
kawasan amerika serikat, amerika utara dekat kutub utara dan greenland.
Didaerah ini juga terdapat beberapa jenis hewan yang ada di wilayah palearktik.
4.
Neotropical
Wilayah persebarannya meliputi amerika tengah, amerika
selatan dan sebagian besar di meksiko. Iklim di wilayah ini sebagian besar
beriklim tropis dan bagian selatan beriklim sedang.
5.
Oriental
Fauna di wilayah ini tersebar dikawasan asia terutama Asia
selatan dan Asia tenggara. Fauna Indonesia yang masuk wilayah ini hanya
Indonesia bagian barat.
6.
Australian
Wilayah ini mencangkup kawasan Australia, Selandia baru,
Irian, maluku, dan pulau sekitarnya. Pada tipe ini beberapa jenis burung yang
khas seperti Cendrawasih, Kasuari, Kakak tua, dan betet kelompok reptil antara
lain buaya, kura-kura dan piton.
7.
Oceanic
Fauna di wilayah ini tersebar di kawasan kepualauan di
Samudra Pasifik. Wilayah ini merupakan pengembangan dari wilayah Australian
daratan dan spesifikasi fauna tertentu. Oleh karena itu jenis faunanya hampir
sama dengan wilayah australia.
8.
Antartik
Wilayahnya mencangkup dikawasan kutub selatan. Dengan ciri
khas berbulu tebal dan mampu menahan dingin.
Menurut Darlington (1966)
dijumpai 6 kelompok besar golongan hewan di muka bumi ini. Golongan hewan
tersebut dipetakan berdasarkan keadaan geografis dan karakteristik dominasi
hewan yang ada. 6 golongan itu adalah neartic, neotropical, palearktik,
ethiopian, oriental dan Australic. Selanjutnya Polunin (1966) menjelaskan bahwa
secara spesifik wallace berdasarkan penelitiannya di Indonesia pada abad ke 19,
dia
memetakan beberapa penggolongan hewan di wilayah Indonesia. Penggolongan itu
berdasarkan kondisi karakteristik hewan yang ada di beberapa wilayah Indonesia.
Pemetaan Wallace di Indonesia dikenal dengan istilah garis Wallace yang membagi
menjadi 3 golongan hewan yaitu golongan hewan asiatic, australic, dan
peralihan.
C. Modernisasi
dan Penerapan Teknologi Mempengaruhi Morfologis dan Gen Tanaman
Pada zaman modern ini,
manusia banyak yang berupaya untuk mengadakan perubahan-perubahan buatan
terhadap bentuk kehidupan tanaman. Hal tersebut dapat berpengaruh pula terhadap
penyebaran dan distribusi berbagai jenis tanaman, terutama tanaman pertanian,
baik secara kebetulan dalam pelaksanaan penelitiannya ataupun secara intensif
diusahakan. Manusia pada abad ke-20 ini rupa-rupanya merupakan faktor yang
dominan dan potensial di dunia ilmu pengetahuan tanaman pertanian. Hal itu
karena meningkatnya aktivitas manusia dalam menerapkan teknologi pertanian yang
berperan penting dalam perkembangan dan perubahan tanaman dan hewan pertanian.
Agar produksi pangan dapat terjaga kestabilannya
perlu diupayakan penerapan teknologi pertanian yang memadai, misalnya dengan
melaksanakan beberapa kegiatan seperti tersebut di bawah ini:
1.
Penanganan pascapanen pada waktu
melakukan distribusi dan transportasi, agar kehilangan produksi pada waktu
pengangkutan dapat diperkecil.
2.
Pemberantasan gulma, rerumputan
yang sebenarnya menganggu tanaman usaha tani harus dihilangkan, agar dapat
mengurangi persaingan makanan yang dibutuhkan oleh tanaman usaha tani, sehingga
produksinya dapat mencapai titik maksimum.
3.
Pemberantassan dan pengendalian
hama dan penyakit tanaman, jika dijumpai adanya gangguan hama dan penyakit
perlu diadakan pemberantasan baik secara kimiawi, secara biologis, maupun
secara secara fisik.
4.
Memperhatikan jarak yang optimal
antara satu tanaman dengan tanaman lainnya, sebab masing-masing jenis tanaman
mempunyai jarak optimal yang berbeda, dengan jarak yang optimal berarti
pencapaian produksinya juga bisa mencapai titik optimal pula.
5.
Mengadakan proteksi atau
pergiliran tanaman, suatu areal pada suatu saat akan mengalami kejenuhan
terhadap jenis tanaman tertentu yang ditanam secara terus-menerus di setiap
musim. Untuk menghindari kejenuhan tersebut perlu adanya upaya penggiliran
jenis tanaman lain yang ditanam di areal tersebut.
6.
Perlakuan teknis-teknis pertanian
lainnya yang bertujuan untuk intensifnya
hasil panen yang diharapkan, misalnya usaha-usaha: pemupukan, pengairan yang
teratur, pengolahan tanah yang baik dan lain sebagainya.
Sementara akibat adanya perubahan yang
telah dibuat oleh manusia, maka akan dapat dijumpai beberapa tipe tanaman yang
berbeda, khususnya dalam bentuk dan struktur tanaman yang diusahakan untuk
kegiatan usaha pertanian, antara lain adalah sebagai berikut.
1.
Perubahan Genetis
Adalah
perubahan akibat dari faktor dalam diri tanaman tersebut (faktor gen).
Perubahan yang nampak adalah hilangnya karakter yang menguntungkan bagi suatu tanaman,
guna untuk tetap bertahan hidup dalam kondisi alam aslinya.
2.
Perubahan Fisiologis
Pada umumnya perubahan akibat dari perubahan heriditas, tetapi dalam
situasi keadaan lain tanaman menunjukan bentuk kehidupan suatu generasi yang
“tunggal” yang hanya ada pada tanaman itu sendiri, akibatnya dapat menjadikan
tanaman tersebut lambat laun menjadi dalam keadaan langkah. Hal ini terjadi
misalnya karena adanya suatu jenis tanaman telah mengalami perubahan fisiologis
tetapi dalam pertumbuhan jaringan/organ-organ tubuhnya mengalami pertumbuhan
yang tidak serasi, sehingga mungkin tanaman itu akan mati karena terjadi
transplantasi dan habitat yang tidak cocok. Lain halnya tanaman tersebut
kebetulan hidup pada habitat yang sesuai, sehingga ia dapat hidup wajar dan
terus dapat berkembang dengan baik.
3.
Perubahan Struktur Tanaman
Perubahan sering terjadi akibat dari susunan bentuk (struktur) tanaman
yang berkembang tidak seperti biasanya (karena diubah oleh manusia atau secara
alami). Pada umumnya sering berkaitan dengan perubahan dan perkembangan
fisiologis tanaman dan sifat heriditas individu tanaman.
Contohnya, adanya sistem persemaian bagi suatu bibit tanaman sebelum
ditanam di lahan, sebenarnya keadaan ini dapat melemahkan keadaan fisik tanaman
karena akibat dari adanya persaingan antar tanaman dalam persemaian (perlu
diketahui bahwa pada areal persemaian jarak masing-masing bibit dipadatkan
sedemikian rupa sehingga bibit itu berdesak-desakan). Kendati pada masa ini
persemaian ini dilakukan pemupukan hasilnya juga tidak menyenangkan.
Mengapa demikian? Masih hangat dalam ingatan kita bahwa masa kecil
suatu bibit tanaman kebutuhan makanannya kebanyakan masih disuplai dari
persediaan karbohidrat biji (lembaga tanaman). Perubahan lain yang nampak jelas
adalah akibat dari upaya penyangkokan, okulasi, dan penyusunan yang dilakukan
oleh manusia antara jenis tanaman yang satu dengan tanaman yang lain.
4.
Hilangnya Kemampuan
Adaptasi dalam Proses Penyebaran
Bila kemampuan adaptasi suatu tanaman, baik adaptasi intern maupun
ekstern, akan dapat mengakibatkan proses penyebaran lebih lanjut bagi tanaman
yang bersangkutan. Misalnya penggunaan aroma buah, tapi kenyataannya buah-buah
yang telah matang aromanya tidak berubah artinya tetap saja seperti dahulu.
Peristiwa ini merupakan proses adaptasi intern yang tidak berhasil. Jika suatu
jeis tanaman yang ditanam (dipindahkan) di tempat lain dengan kondisi relatif
tidak sama, tetapi ia dapat hidup walaupun tidak normal seratus persen.
Peristiwa ini merupakan proses adaptasi ekstern yang berhasil.
5.
Hilangnya Sifat Kekebalan
dan Kekuatan
Kekuatan dan kekebalan suatu jenis tanaman tergantung pada bentuk
dan model dari keadaan fisiologis
tanaman itu sendiri, di samping faktor-faktor lain yang mempengaruhinya.
Contoh: pada suatu tanaman yang dilindungi oleh lapisan kulit luar (buah kemiri
misalnya) ia akan lebih kebal dan lebih kuat, tetapi kekurangannya dalam proses
tumbuhnya biji memakan waktu yang relatif cukup lama, jika dibandingkan dengan
tanaman jenis polong-polongan yang kulit pelindung biji tidak sebegitu kuat,
tetapi proses tumbuhnya biji relatif lebih cepat.
6.
Meningkatkan Ukuran Biji
dan Buah
Demi mengejar kuantitas dilakukan dengan jalan memperbesar ukuran buah
suatu tanaman dan memperbanyak jumlah biji/buah pepohonan. Peristiwa ini kadang-kadang
justru malah merugikan bagi tanaman sendiri atau para petani mengusahakan. Bila
ukuran buah tanaman diperbesar denga pemakaian obat perangsang hormon dengan
tepat, tidak akan menjadi masalah, akan tetapi bila diikuti dengan penambahan
jumlah akan lain masalahnya, bisa jadi mengakibatkan berkurangnya kesempatan
tanaman untuk berkembang dengan baik. Demikian pula dengan penambahan jumlah
bibit yang diperbanyak pada persatuan luar areal sebenarnya adalah pemborosan
yang tidak perlu dilakukan karena tidak sesuai dengan prinsip ekonomi
pertanian.
Daftar
Pustaka
Fatchan, A. 2013. Geografi Tumbuhan dan Hewan. Yogyakarta: Penerbit Ombak
Pratomo, Ichwan Dwi. 2010. Agihan Vegetasi Tumbuhan dan Hewan Pada
Masa Benua Laurasia dan Gondwana. Online, (http://one-geo.blogspot.com/2010/01/agihan-vegetasi-tumbuhan-dan-hewan-pada.html), diakses tanggal 01 September 2015.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar